Sudah meratakah pembangunan 33 provinsi di Indonesia..??
Selasa, 08 Januari 2013
HIERARCHIAL CLUSTERING ANALYSIS
DALAM PEMERATAAN PEMBANGUNAN INDONESIA
Anantamurti Purwa Hapsari 1, Emielda Rizqiah 1, Handy Febri Satoto 1, M. Afifuddin 1, M. Imron Mas’ud1, Seta Wiriawan 1, dan Yudha Prasetyo 2
1Program Magister Teknik Industri, FTI-Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS),
E-mail : nantahapsari@gmail.com, emielda_rizqiah@yahoo.co.id,h4170y@gmail.com, afivwae@gmail.com, imron4@yahoo.co.id,setawiriawan@ymail.com
2Jurusan Teknik Industri, FTI-Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), E-mail :yudhaprase@yahoo.com
ABSTRAK
Kunci dari pembangunan adalah kemakmuran bersama. Pemerataan hasil pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi merupakan tujuan pembangunan yang ingin dicapai. Oleh karena itu perlu dilakukan kajian terhadappemerataan pembangunan semua provinsi di Indonesia,sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuranbagi semua masyarakat Indonesia. Penelitian ini melibatkan 33 provinsi di Indonesia dengan empat variabel interdependensi yaitu Indeks Pendidikan (IP), Indeks Harapan Hidup (IHH), Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Gini Ratio. Metode yang digunakan adalah metode Hierarchial Clustering. Hasilpenelitian ini diperoleh 8 cluster. Untuk variabel Indeks Pendidikan (IP), cluster terendah adalah provinsi Papua. Variabel Indeks Harapan Hidup (IHH) cluster terendah adalahprovinsi Nusa Tenggara Barat, variabel Indeks Pembangunan Manusia (IPM) cluster terendah yaitu provinsi Papua, sedangkan berdasarkan Gini Ratio cluster terendah adalahprovinsi Papua dan D.I. Yogyakarta.
Kata kunci : Hierarchial Clustering, Pemerataan Pembangunan Indonesia, Indeks Pendidikan, Indeks Harapan Hidup, Indeks Pembangunan Manusia dan Gini Ratio.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dengan menggunakan metode Hierarchial Clusteringdidapatkan bahwa terdapat 8 cluster yang terbentuk. Untuk hasil analisa cluster lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel Hasil Analisis Deskriptif Masing-masing Cluster
Cluster
|
Variabel
|
Min
|
Max
|
Mean
|
Standar Deviasi
|
Varians
|
1
|
Indeks Pendidikan
|
65.66
|
67.973333
|
66.67794872
|
0.586801655
|
3.44E-01
|
Indeks Harapan Hidup
|
68.9
|
71.6
|
70.04615385
|
0.842234513
|
7.09E-01
| |
Indeks Pembangunan Manusia
|
69.03
|
72.92
|
71.18076923
|
1.33958614
|
1.79E+00
| |
Gini Ratio
|
0.3
|
0.43
|
0.356153846
|
0.041940128
|
1.76E-03
| |
2
|
Indeks Pendidikan
|
67.50667
|
68.433333
|
67.79904762
|
0.324446619
|
1.05E-01
|
Indeks Harapan Hidup
|
71.1
|
73.2
|
72.08571429
|
0.703393137
|
4.95E-01
| |
Indeks Pembangunan Manusia
|
72.95
|
76.07
|
74.60857143
|
1.069850902
|
1.14E+00
| |
Gini Ratio
|
0.29
|
0.37
|
0.33
|
0.027688746
|
7.67E-04
| |
3
|
Indeks Pendidikan
|
69.16667
|
69.553333
|
69.36
|
0.273414622
|
7.48E-02
|
Indeks Harapan Hidup
|
74.9
|
76.2
|
75.55
|
0.919238816
|
8.45E-01
| |
Indeks Pembangunan Manusia
|
76.09
|
77.6
|
76.845
|
1.06773124
|
1.14E+00
| |
Gini Ratio
|
0.36
|
0.37
|
0.365
|
0.007071068
|
5.00E-05
| |
4
|
Indeks Pendidikan
|
61.1
|
62.366667
|
61.60666667
|
0.558596124
|
3.12E-01
|
Indeks Harapan Hidup
|
70.8
|
74.3
|
72.35
|
1.493318452
|
2.23E+00
| |
Indeks Pembangunan Manusia
|
71.62
|
72.49
|
72.0025
|
0.449916659
|
2.02E-01
| |
Gini Ratio
|
0.34
|
0.4
|
0.3625
|
0.028722813
|
8.25E-04
| |
5
|
Indeks Pendidikan
|
63.59333
|
63.593333
|
63.59333333
|
-
|
-
|
Indeks Harapan Hidup
|
76
|
76
|
76
|
-
|
-
| |
Indeks Pembangunan Manusia
|
75.77
|
75.77
|
75.77
|
-
|
-
| |
Gini Ratio
|
0.41
|
0.41
|
0.41
|
-
|
-
| |
6
|
Indeks Pendidikan
|
56.23333
|
56.233333
|
56.23333333
|
-
|
-
|
Indeks Harapan Hidup
|
67
|
67
|
67
|
-
|
-
| |
Indeks Pembangunan Manusia
|
65.2
|
65.2
|
65.2
|
-
|
-
| |
Gini Ratio
|
0.4
|
0.4
|
0.4
|
-
|
-
| |
7
|
Indeks Pendidikan
|
61.35333
|
63.933333
|
62.28
|
1.211610498
|
1.468
|
Indeks Harapan Hidup
|
69.9
|
70.8
|
70.45
|
0.404145188
|
0.163333333
| |
Indeks Pembangunan Manusia
|
67.26
|
70
|
69.0125
|
1.219162964
|
1.486358333
| |
Gini Ratio
|
0.36
|
0.42
|
0.3825
|
0.026299556
|
0.000691667
| |
8
|
Indeks Pendidikan
|
47.61333
|
47.613333
|
47.61333333
|
-
|
-
|
Indeks Harapan Hidup
|
70
|
70
|
70
|
-
|
-
| |
Indeks Pembangunan Manusia
|
64.94
|
64.94
|
64.94
|
-
|
-
| |
Gini Ratio
|
0.41
|
0.41
|
0.41
|
-
|
-
|
Hasil analisis deskriptif hasil cluster dari semua provinsi yang ada di Indonesia, dapat diketahui bahwa untuk Indeks Pendidikan terendah adalah cluster 8 dengan nilai rata-rata sebesar 46,613 yaitu Provinsi Papua. Indeks Pendiikan ini tergolong rendah, dimana indeks pendidikan terdiri dari Angka Melek Huruf dan Angka Partispasi Sekolah. Jadi bisa disimpulkan bahwa penduduk di Papua masih banyak yang buta huruf dan angka partisipasi sekolahnya juga rendah/sedikit. Provinsi Papua juga memiliki Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Gini Ratio yang paling rendah dibandingkan cluster lainnya. Nilai IPM Provinsi Papua sebesar 64,94 dan Gini Ratio sebesar 0,41. IPM dapat digunakan untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh tentang kondisi hasilpembangunan suatu negara atau daerah. Tiga unsur pembangun IPMtersebut adalah indeks harapan hidup, indeks pendidikan, dan indeks pembelanjaan perkapita. Indeks Gini merupakan ukuran kemerataan pendapatan yang dihitung berdasarkan kelas pendapatan. Angka koefisien Gini terletak antara 0 (nol) dan 1 (satu). Nol mencerminkan kemerataan sempurna dan satu menggambarkan ketidakmerataan sempurna. Jadi Provinsi Papua perlu mendapatkan prioritas utama dalam pembangunan di segala sektor kehidupan terutama hal-hal yang meliputi Indeks Pendidikan, (IP) Indeks Pembangunan Manusia (IPM), dan Gini ratio. IP, IPM, dan Gini Ratio yang rendah mencerminkan sektor pendidikan, kemerataan pembangunan, dan kemerataan pendapatan yang rendah.
Indeks Harapan Hidup (IHH) terendah terjadi di cluster 6 yaitu Provinsi Nusa Tenggara Barat dengan nilai 67. Hal ini mengindikasikan sektor kesehatan masyarakat di Nusa Tenggara Barat kurang memadai . Angka harapan hidup sangat dipengaruhi oleh kualitas kesehatan, diantara pola hidup sehat, pola konsumsi makanan, dan kualitas lingkungan pemukiman. Sektor kesehatan menjadi prioritas utama dalam pembangunan di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Provinsi Nusa Tenggara Barat perlu juga mendapat perhatian khusus untuk Indeks Pendidikan (IP), Indeks Pembangunan Manusia (IPM) karena memiliki nilai yang relatif rendah dibandingkan dengan cluster-cluster lainnya yaitu masing-masing sebesar 56,23 dan 65,3. Serta memiliki Indeks Gini ratio yang tinggi yaitu sebesar 0,4. Hal ini menunjukkan perlunya pembangunan di seluruh sektor. Provinsi Nusa Tenggara Barat memiliki prioritas pembangunan IP, IPM, dan Gini Ratio kedua setelah cluster 8 yaitu Provinsi Papua.
Pada Cluster 6 dan 8 memiliki Gini Ratio yang paling rendah dibandingkan dengan cluster-cluster lainnya dengan nilai sebesar 0,41. Nilai ini menunjukkan bahwa pemerataan pendapatan di cluster ini tidak merata. Anggota cluster 6 adalah Provinsi D.I. Yogyakarta, dan cluster 8 adalah Provinsi Papua.
Dari data didapatkan bahwa Provinsi Papua, Nusa Tenggara Barat, dan D.I. Yogyakarta memiliki Gini Ratio yang relatif tinggi yaitu sekitar 0,4 - 0,41sehingga menjadi prioritas dalam pemerataan pendapatan. Berikut tabel mengenai pembangunan berdasarkan 4 kriteria tersebut.
Kriteria Pembangunan Berdasarkan
|
Provinsi
| |
Prioritas 1
|
Prioritas 2
| |
IP
|
Papua
|
NTB
|
IHH
|
NTB
| |
IPM
|
Papua
|
NTB
|
Gini Ratio
|
Papua dan DIY
|
NTB
|
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari penelitian ini didapat bahwa:
1. Analisa cluster dapat mengelompokkan 33 provinsi ke dalam beberapa cluster dengan menggunakan kedekatan Rescaled Distance Cluster Combine berdasarkan 4 variabel yang ditetapkan yaitu IP, IHH, IPM dan Gini Ratio.
2. Prioritas pembangunan berdasarkan Indeks Pendidikan (IP) adalah provinsi Papua dan Nusa Tenggara Barat
3. Prioritas pembangunan berdasarkan Indeks Harapan Hidup (IHH)yaitu provinsi Nusa Tenggara Barat
4. Prioritas pembangunan berdasarkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) adalah provinsi Papua dan Nusa Tenggara Barat
5. Prioritas pembangunan berdasarkan Gini Ratio yaitu provinsi Papua,Di. Yogyakarta dan Nusa Tenggara Barat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar