PEMBUKA

SELAMAT DATANG DI BLOG SAYA..
SEMOGA APA YANG SAYA TULIS INI DAPAT BERMANFAAT BAGI ANDA..
SELAMAT MEMBACA

Minggu, 05 Mei 2013

Intisari Pemikiran Ekonomi “Keynes”


Oleh: Rian121285
Tulisan ini merupakan review dari buku The Philosophy of Keynes’s Economicsterbitan Routledge yang ditulis oleh beberapa pakar seperti Anna Carabelli dan John B. Davis. Carabelli sendiri adalah profesor ekonomi dari University of Eastern Piedmont, Italia. Sementara Davis adalah profesor bidang sejarah dan filosofi ekonomi dari University of Amsterdam, Belanda. Buku ini saya dapatkan di perpustakaan Universitas Brawijaya, dan saya memfotocopinya.

Ulasan Singkat
Paling tidak hampir semua orang—khususnya mereka yang belajar ilmu ekonomi—mengenal John Maynard Keynes. Ekonom dari Inggris ini sangat populer berkat kepiawaiannya dalam “menyembuhkan” perekonomian abad 20 yang dikenal dengan sebutan: The Great Depression. Mengapa populer? Karena dia menciptakan sintesis baru, di mana sebelumnya perekonomian mengacu kepada sistem ekonomi yang bebas dari campur tangan pemerintah. Namun, Keynes merombaknya melalui model intervensi negara (pemerintah): sebuah teknik yang kerap dikenal dengan instrumen kebijakan fiskal melalui anggaran defisit (budget deficits) untuk memerangi dampak depresi perekonomian. Keynes juga adalah orang yang memperkenalkan adanya keterkaitan sektor moneter dengan sektor riil. Sebelumnya, pakar ekonomi klasik (Adam Smith, David Ricardo, Jean Baptise Say, dll), hanya menganggap perekonomian sebagai representasi sektor riil (barang dan jasa), tanpa adanya koneksitas dengan lalu lintas uang (sektor moneter).
Mahzab Keynes, Tonggak Pemikiran Ekonomi Modern
Mahzab ini lahir ketika terjadi problematika besar dalam perekonomian dunia, khususnya di Amerika Serikat (AS). Tahun 1930-an, perekonomian AS hancur total, dimulai dari pengangguran yang tinggi, daya beli masyarakat yang merosot, produksi tidak laku karena banyak yang kehilangan pekerjaan. Ekonomi mengalami depresi parah (Great Depression), dan merupakan salah satu krisis ekonomi terbesar di abad 20-an. Mekanisme pasar yang dianut mahzab klasik dan neo-klasik ternyata tidak mampu memecahkan persoalan tersebut. Bahkan pada masa itu terjadi perdebatan besar tentang penyebab mengapa krisis ekonomi bisa terjadi di tengah “keimanan” pelaku ekonomi terhadap market mechanism. Salah satu tulisan dari ekonom Cambridge, Joan Robinson, berjudul Economics of Imperfect Competition menerangkan penyebab krisis karena kompetisi yang tidak sempurna (imperpect competition) yang mengarah ke pasar monopoli. Jadi ketika pasar ini kembali ke persaingan yang sempurna, maka krisis yang terjadi akan pulih.
John Maynard Keynes, dari University of Cambridge Inggris, menulis sebuah buku pada tahun 1936, berjudul The General Theory of Employment, Interest and Money. Dia mengkritik secara tegas pendekatan ekonomi klasik (termasuk neo-klasik) yang percaya kepada mekanisme pasar dan ruang peran pemerintah yang kecil. Menurutnya mekanisme pasar tidak pernah stabil dan tidak memiliki kecenderungan menciptakan full employment (kesempatan kerja penuh). Mekanisme pasar, secara alamiah akan selalu gagal. Mengapa? Karena dalam perekonomian ada siklus bisnis (cycle of business), dalam jangka pendek, di mana pasar tidak mampu mengoordinasikan kegiatan ekonomi secara cepat.
Instrumen utama dalam mahzab Keynesian ini adalah kebijakan fiskal (fiscal policy), dengan menerapkan anggaran defisit dan pengeluaran pemerintah pada proyek publik yang berimplikasi terhadap pendapatan dan akhirnya permintaan masyarakat. Pengeluaran pemerintah untuk proyek-proyek yang mampu menyerap tenaga kerja, terbukti sangat ampuh dalam meningkatkan produksi agregat (output), sekaligus memberantas pengangguran, terutama pada situasi saat sumber-sumber daya belum dimanfaatkan secara penuh oleh swasta. Pandangan Keynes sering dianggap sebagai awal dari pemikiran ekonomi moderen (school of modern economic thought). Ia banyak melakukan pembaharuan dan perumusan ulang doktrin-doktrin klasik/neo-klasik. Tetapi patut diingat, meskipun Keynes menentang mahzab klasik dan neo-klasik, yang identik dengan kapitalisme, Keynes sama sekali bukan seorang sosialis, atau agen mahzab Marxisme. Seperti pernah disampaikan Paul Krugman, Guru Besar Universitas Columbia AS, yang juga pernah meraih nobel ekonomi:
Keynes was no socialist—he came to save capitalism, not to bury it. . . . There has been nothing like Keynes’s achievement in the annals of social sciences.
—Paul Krugman (2006)

sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar